(harianbumiayu.com),Brebes– Berkembanya
faham radikalisme merupakan suatu persoalan serius bangsa Indonesia. Paham
radikalisme terjadi karena proses Islamisasi yang dilakukan dikalangan muda berlangsung
secara tertutup,dan cenderung tidak terbuka pada pandangan Islam lainnya,
apalagi dengan perbedaan agama (Intoleransi).
Fenomena ini berkembang pesat di kalangan pelajar dan mahasiswa yang tidak
memiliki pemikiran terbuka.
Dalam
Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan Drs. H.Akhmad Muwowam,SH yang merupakan
anggota DPD RI mengatakan “bahwa Sementara ini perguruan tinggi negeri maupun
swasta, umum maupun agama mulai banyak dikuasai oleh kelompok garis keras”Paparnya.Sabtu,
20 Februari 2016 di Hotel Grand Dian Hotel Brebes kemarin.
“ Jangan
biarkan paham ini berkembang, untuk melawan hal ini, maka kita perlu melakukan
perlawanan secara kultural”Tegasnya.
"Radikalisasi
secara idiologis dan tak toleran ini sangat berbahaya dan mengancam keutuhan
NKRI”
“Proses Islamisasi
yang terjadi secara monolitik dan terjadi di masjid- masjid yang dikuasai
kelompok tertentu yang konsekuensi ikutannya adalah sikap intoleran, dan jika
nanti mereka kemudian menjadi pejabat menjadi menteri menjadi apa saja, kalau
tidak punya toleransi dan masih punya benak untuk mengganti pancasila, ini yang
perlu kita waspadai”paparnya.
Bahwasanya
PBNU yang mengedapankan nilai nilai luhur (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945) ini terus disosialisasikan"ajaknya.
Akhmad
Muwowam “Ini menjadi tanggungjawab NU sebagai penerus perjuangan Wali Songo
untuk menebarkan ajaran Islam di Indonesia sebagai Rahmatan Lil’alamin, maka
proses Islamisasi ini dapat memberikan generasi muda yang lebih toleran dengan
menerima perbedaan"Tandasnya, (Red H).